Apakah Manusia, Perlu Kebahagiaan?
Kita sebagai manudia tentunya memerlukan berbagai hal untuk menunjang hidup, baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu yang dikejar manusia adalah kebahagiaan. Banyak yang rela melakukan apapun demi merasa 'bahagia'. Tapi apakah mereka benar-benar mengerti tentang kebahagiaan?
"Aku sangat bahagia." Mungkin itulah yang terbesit di dalam hati ketika mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, misalnya nilai bagus di sekolah, gaji yang tinggi, atau hal lainnya.
Tetapi perasaan 'bahagia' itu akan cepat hilang, dan kita akan mengejar sesuatu yang lebih tinggi lagi. Manusia memang jarang bersyukur akan hal yang dimilikinya.
Yang kita rasakan saat itu hanyalah kesenangan semata, bukan kebahagiaan. Kebahagiaan bukan datang dari mendapatkan sesuatu. Itulah mengapa, ketika kita diberi karunia, kita menginginkan lebih dan lebih.
Saya pernah menemukan kalimat ini di caratan lama sama, "We don't need to be happy."
Artinya, kita tidak membutuhkan kebahagiaan (saya sedang membicarakan soal 'kesenangan', yang sering kita kira sebagai kebahagiaan).
Manusia, makhluk lemah yang hidup karena saling membutuhkan ini, sebenarnya hanya perlu menjadi berguna bagi satu sama lain. Dengan berguna bagi orang lain, hidup kita akan memiliki makna. Dengan memberikan sesuatu yang kita miliki, kita akan dapat merasakan perasaan orang lain. Dan disitulah letak kebahagiaannya.
Kebahagiaan itu merupakan ketulusan, merelakan, memiliki hati yang murni tanpa menyimpan dendam sama sekali. Ketika itulah, baru kita bisa merasakan damainya kebahagiaan.
Siapa diri kita, sebenarnya tidaklah penting. Identitas kita tidak semata-mata diberikan oleh nama keluarga atau status sosial, tapi perilaku yang kita tunjukkan pada orang lain.
Jadi, pilihannya ada pada tangan Anda sendiri. Apakah Anda benar-benar ingin merasa bahagia?
Komentar
Posting Komentar